Kenakan Pakaian Betawi, Jokowi Sambut Raja Keraton SeduniaLebih Dekat Dengan Jokowi Lebih Dekat Dengan Jokowi: Kenakan Pakaian Betawi, Jokowi Sambut Raja Keraton Sedunia
Contact Us:

If You Have Any Problem, Wanna Help, Wanna Write Guest Post, Find Any Error Or Want To Give Us Feedback, Just Feel Free To Contact Us. We Will Reply You Soon.

Name: *


Email: *

Message: *


Kamis, 08 Mei 2014

Kenakan Pakaian Betawi, Jokowi Sambut Raja Keraton Sedunia

=> Ingin Lebih Mengenal Jokowi Lebih Dalam Kunjungin Juga http://www.evywers.com/

JAKARTA – Pergelaran Agung Keraton Sedunia (World Haritage Festival) 2013 yang diadakan di Jakarta dibuka Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Saat itu Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, ditemani Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Tedjo Wulan serta perwakilan Kementerian Kebudayaan Denmark, Bente Wolff.
Saat pembukaan Gubernur DKI Jokowi mengenakan busana khas Betawi. Pengelaran ini berlangsung selama empat hari, mulai Kamis hingga Minggu. Peresmian yang bertempat di Hotel Borobudur itu dihadiri raja-raja Nusantara dan raja luar negeri. Semuanya mengenakan baju kebesaran dari negara masing-masing.

Acara ini diharapkan mampu mengangkat ciri khas kebudayaan kerajaan masing-masing, mulai dari busana, kuliner, hingga adat istiadat wilayah. "Ada adat mengenai pengantin di keraton dan ada istiadat di dalamnya seperti apa. Ini menarik sekali. Nggak ada negara di dunia yang sekaya kita," kata Jokowi, Kamis (5/12).
Selain mengenalkan kebudayaan kerajaan Nusantara, Jokowi mengharapkan penyelenggaraan ini dapat mengenalkan kebudayaan Jakarta sebagai ibu kota Indonesia yang memiliki sisi lain. Itu selain masalah ekonomi yang kadang-kadang dilupakan masyarakat. Salah satunya mengenal budaya Betawi, seperti tari Topeng. Tarian ini juga ditampilkan dalam acara pembukaan.
Perwakilan Kementerian Kebudayaan Denmark Bente Wolff mengatakan, sebelumnya ia tidak pernah menyaksikan acara Pergelaran Agung Keraton Sedunia. Pergelaran ini menjadi pergelaran termegah dalam pertemuan raja-raja. "Ini sangat fantastis. Kalau saja keluarga raja (Denmark) ada di sini, mereka juga akan berbagi kebudayaan. Ini sangat unik dan saya belum pernah melihat sebelumnya,” katanya.
Dengan menggunakan setelan batik, Bente mengatakan, meskipun pihak kerjaan tidak dapat menghadiri acara tersebut, pihak kerjaan akan menampilkan foto-foto keluarga kerajaan dan foto raja saat menghadiri acara Susuhunan Solo 1930.
"Tidak banyak. Kami akan menampilkan foto-foto kecil. Ada juga foto raja waktu berkunjung saat Susuhunan Solo 1930. Kami tidak sampai ikut karnaval, hanya pameran saja," ia menambahkan.
Di tempat yang sama, raja dari Puri Agung Singaraja Bali, Anak Agung Ngurah Ugra Sena, mengapresiasi acara perkumpulan raja-raja Nusantara tersebut. Pihaknya sangat mengapresiasi acara yang sebelumnya sulit disatukan karena kondisi geografis Indonesia yang sangat luas.
"Kita ini punya latar belakang yang berbeda-beda. Tapi, tujuan kita sama, yaitu mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sekarang kita menjadi besar padahal dulu kecil-kecil. Aceh, Sabang, Papua, sampai Merauke, kita sekarang berkumpul di sini," ia menjelaskan kepada SH saat acara pembukaan.
Ia menambahkan, dari 34 kerajaan, hanya 15 kerajaan yang ikut serta dalam acara ini. Pihaknya mengaku, sejumlah kerajaan yang ada di Bali merupakan keturunan yang sama.
Larang Wartawan
Sebelumnya para wartawan yang ingin meliput acara pembukaan Pergelaran Agung Keraton Sedunia (World Royal Heritage Festival) dilarang masuk ke ruang Flores Hotel Borobudur, tempat pembukaan dilaksanakan. Jurnalis yang ingin meliput acara tersebut sempat beradu fisik dan argumen dengan panita acara.
Saat Gubernur DKI Jakarta memasuki hotel, sebagian wartawan masih diperkenankan masuk sampai lobi hotel. Tapi, saat orang nomor satu di Jakarta ini masuk ke ruang Flores Hotel Borobudur, panitia yang berjaga langsung mendorong wartawan dan menutup pintu.
Atas penolakan tersebut, wartawan dari media elektronik, online, dan cetak sempat meninggalkan acara. Mereka bermaksud memboikot acara agung tersebut. Selang beberapa waktu setelah semua wartawan keluar, panitia acara menyusul mengumpulkan wartawan. Mereka meminta wartawan masuk meliput acara. Ajakan tersebut ditolak.
"Kami sakit hati, Pak. Teman-teman kami didorong. Memang acara ini nggak butuh media, Pak," kata Bayu, seorang wartawan. Sebagian wartawan yang sebelumnya sudah berada dalam ruangan Flores juga menunjukkan solidaritasnya. Mereka ikut keluar dan meninggalkan acara tersebut.
Tak beberapa lama, seorang panitia bernama Rahmat mendatangi wartawan. Ia menunjukkan pesan dari Ketua Panitia, Naniek Widayati. Naniek mempersilakan media meliput acara tersebut. Namun, niat Rahmat juga ditolak wartawan hingga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Arie Budiman mendatangi wartawan.
Ia menjelaskan, koordinasi antarpanitia tidak berjalan baik. Dengan penjelasan Arie, sebagian wartawan meminta panitia yang berjaga di pintu Flores meminta maaf. Setelah itu, baru wartawan meliput acara tersebut.
Like the Post? Share with your Friends:-

Team SB
Posted By: Kurnia Sandi

0 komentar:

POST A COMMENT

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

 
Copyright © . SkillBlogger. All Rights Reserved.
Designed by :-Way2themes